Herbal apa yang paling banyak dipakai untuk membantu kesehatan kulit?
Tidak hanya menyembuhkan, tetapi juga memperindah dan melindungi kulit
dari kerusakan, kekeringan, peradangan, jerawat dan proses penuaan?
Inilah tujuh bahan alami yang menjadi jawabannya:
1. Lidah buaya
Lidah buaya (aloe vera)
memiliki sifat-sifat penyembuhan yang sudah dikenal selama lebih dari
1.000 tahun. Gel lidah buaya yang diaplikasikan ke kulit berfungsi
sebagai pelembab, disinfektan dan merangsang proses regenerasi. Bila
kulit Anda memar atau berjerawat, lidah
buaya dapat mengurangi peradangan dengan menghambat pembentukan hormon
bradikinin dan prostaglandin. Selain itu, karena memiliki efek tabir
surya, lidah buaya juga dimanfaatkan sebagai aditif dalam produk-produk
tabir surya.
2. Minyak zaitun
Minyak zaitun diperoleh dari buah pohon zaitun (Olea Europaea) yang diperas dengan suhu maksimum 40° Celcius. Karena rasa dan manfaat kesehatannya,
minyak berwarna kuning keemasan ini tidak hanya digunakan dalam produk
kosmetik, tetapi juga dipakai dalam masakan. Untuk kosmetik, minyak
zaitun dapat digunakan sebagai minyak mandi atau dioleskan sebagai
pelembab di bagian kulit yang kering seperti di wajah, siku dan kaki
untuk membantu kulit mendapatkan kembali keseimbangan minyak alaminya.
Bila dikombinasikan dengan cuka dan air dalam proporsi yang sama, minyak
zaitun dapat melembutkan kulit Anda. Cuka berperan mencerahkan warna
kulit dan membantu pengelupasan kulit.
photo © 2007 Toshiyuki IMAI | more info (via: Wylio)Minyak zaitun memiliki asam lemak tak jenuh tunggal, polifenol, dan vitamin E yang melindungi kulit dari kerusakan oleh radikal bebas.
Oleh karena itu, penerapan minyak zaitun di kulit dapat memperlambat
tanda-tanda penuaan (mengurangi garis-garis keriput), mencegah kanker
kulit dan mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh paparan sinar
matahari.
3. Minyak Chamomile
Bunga chamomile kering
adalah obat tradisional yang dikenal sejak zaman Mesir, Yunani dan
Romawi kuno (biasanya dikonsumsi sebagai teh). Popularitas chamomile
berkembang di sepanjang Abad Pertengahan, ketika digunakan sebagai obat
untuk berbagai masalah medis seperti asma, kolik, demam, radang, mual,
keluhan saraf, penyakit kulit dan kanker. Chamomile mungkin adalah obat
terpopuler saat itu. Penelitian terbaru telah mengidentifikasi sifat
chamomile sebagai anti-inflamasi, anti-bakteri, anti-alergi dan obat
penenang, yang menguatkan reputasi lamanya tersebut.
Ada dua jenis chamomile: chamomile Romawi (Chamaemelum nobile) dan chamomile Jerman/ chamomile biru (Matricaria recutica). Minyak
esensial yang diekstrak dari kedua varietas tersebut memiliki perbedaan
dalam komposisi dan sifat. Minyak Chamomile Romawi lebih bersifat
menenangkan, sehingga banyak dipakai untuk aromaterapi.
Chamomile Jerman adalah anti inflamasi yang sangat kuat karena adanya
senyawa yang disebut azulene (senyawa nitrogen yang memberikan warna
biru khas). Azulene membantu untuk mengurangi pembengkakan dan
membersihkan pori-pori dari kotoran. Selain itu, minyak Chamomile Jerman
juga mengandung alpha-bisabolol yang mempromosikan granulasi dan
regenerasi jaringan sehingga secara luas digunakan untuk masalah
kulit seperti ruam, jerawat, eksim, psoriasis, kulit sensitif dan
kondisi alergi.
4. Minyak Almond
Pohon almond telah
dibudidayakan sejak sekitar 4.000 tahun yang lalu. Ada dua jenis almond:
almond manis dan pahit. Untuk perawatan kulit, yang terutama dipakai
adalah minyak almond manis (Prunus dulcis). Minyak ini
diekstrak dari buah pohon almond dengan tekanan pada suhu dingin. Minyak
almond berwarna kekuningan, tidak berbau dan cocok untuk perawatan
masalah kulit. Penggunaannya terutama sebagai dasar atau aditif dalam
kosmetik. Kandungan asam lemak tak jenuh seperti asam linoleat pada
minyak almond membuat kulit lebih tahan terhadap infeksi dan memberikan
perlindungan dari ultraviolet. Asam palmitat di dalamnya memastikan
bahwa minyak almond meresap dengan baik di dalam kulit sehingga cocok
sebagai pelembab dan penghalus kulit. Selain itu, kandungan Vitamin
E-nya berperan sebagai antioksidan.
5. Teh hijau
Teh hijau (Camellia sinensis)
telah diminum sejak 5.000 tahun yang lalu. Tidak seperti pada teh
hitam, enzim tanaman pada teh hijau tidak dilemahkan dengan pemanasan
langsung setelah dipetik. Teh hijau mengandung tanin, polifenol, kafein
dan fluoride.
Ekstrak teh hijau dengan konsentrasi dua persen
sudah cukup untuk melindungi kulit terhadap radikal bebas. Ekstrak teh
hijau digunakan dalam produk-produk kosmetik untuk penuaan kulit dan
perlindungan UV (tabir surya).
6. Minyak Argan
Minyak Argan berasal dari biji pohon argan (Argania spinosa).
Pohon itu hanya tumbuh di daerah terbatas di Maroko. Sejak tahun 1998,
daerah tersebut dinyatakan sebagai Cagar Biosfer UNESCO. Minyak Argan
yang berwarna kuning emas beraroma sangat harum, sehingga banyak
digunakan dalam industri makanan dan kosmetik. Untuk mendapatkan minyak
biang, biji argan harus dipanggang dan kemudian ditekan dalam suhu
dingin. Minyak ini sangat mahal. Untuk tujuan kosmetik, minyak juga
dapat diperoleh dengan campuran pelarut organik yang lebih murah.
Minyak
argan terutama digunakan untuk mengurangi keriput karena mengandung
beberapa zat yang efektif melawan penuaan kulit: asam linolenat yang
mempromosikan pembaruan sel-sel kulit dan mendukung proses imunologi,
squalene yang melindungi terhadap kanker dengan menetralisir radikal
bebas dan radiasi UV, dan tokoferol yang berefek anti-inflamasi dan juga
antioksidan.
7. Bengkoang
Last but not least, bahan alami untuk perawatan kulit lainnya adalah bengkoang (Pachyrhizus erosus).
Umbi tanaman ini telah secara turun-temurun digunakan di Indonesia
sebagai masker, lulur, pembersih wajah, dan pelembab. Kandungan air
bengkoang yang tinggi memiliki efek melembabkan, merelaksasi dan
menyegarkan kulit wajah.
Seperti bahan alami lain yang bermanfaat
bagi kulit, bengkuang mengandung antioksidan vitamin C, flavonoid, dan
saponin yang berperan mencegah kerusakan kulit oleh radikal bebas.
Bengkoang juga memiliki manfaat lain sebagai pemutih, berkat zat fenolik
di dalamnya yang menghambat proses pembentukan melanin (pigmentasi)
akibat sinar UV matahari, bekas jerawat atau efek samping kosmetik.
disabur dari : majalah kesehatan.com
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak anda...:)